BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 19 Mei 2011

METODE KB SPERMISIDA

  1. Aerosol (busa).
  2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
  3. Krim.
  1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
  2. Memperlambat motilitas sperma.
  3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
  1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
  2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
  3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
  4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
  1. Efektif seketika (busa dan krim).
  2. Tidak mengganggu produksi ASI.
  3. Sebagai pendukung metode lain.
  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
  6. Mudah digunakan.
  7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
  8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
  1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
  2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
  3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
  4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
  5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
  6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
  7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun) Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinya Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tulisan Sejenis :
  1. Cara Pakai Spermisida
  2. Diafragma
  3. Coitus Interuptus
  4. Metode Mukosa Serviks (Cervical Mucus Method Or Ovulasi Billings) Part 1
  5. Kondom
  6. Cara Pakai Diafragma
  7. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)
  8. Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
  9. Cara Minum Pil Progestin (Minipill or Progestin Only Contraceptive)
  10. Metode Simptothermal or Symptothermal Method

0 komentar: